Kisah inspiratif bp. WAHYONO
(Create by Muflihun diansa 2013116016)
Siapakah yang layak
dikatakan sebagai wirausaha di daerah anda ????
Jawab
: Bapak Wahyono
Siapakah itu Bapak Wahyono
Kenapa dia layak dikatakan sebagai wirausahaa ????
Jawab : Bapak Wahyono Merupakan
seorang wirausaha asal Desa Kajongan Kecamatan Kajen yang menggeluti usahanya
di bidang garmen atau konveksi. Ia memulai usahanya tersebut sejak tahun 2009.
Pendidikan terakhir beliau hanyalah lulusan Sekolah Dasar (SD).
Untuk
mendirikan usahanya ini tidaklah mudah, karena dulunya ia merupakan orang tak
punya dan untuk mencukupi kehidupannya sehari haripun susah. Suatu saat ia
meberanikan diri untuk bekerja di salah satu konveksi celana di Jakarta selama
kurang lebih 3-4 Tahun sebagai tukang jahit. Ada rasa jenuh dipikirannya karena
setiap hari kerjanya menghadap alat jahit dan kerja dari pagi sampai malam.
Setelah itu sejenak terlintas di pikirannya untuk memulai usaha agar
memperbaiki kehidupannya tersebut. Kemudian ia memberanikan diri untuk membuka
usaha konveksi sendiri di rumahnya dengan modal 3 ( tiga ) mesin jahit dengan
mengambil barang dari atasannya.
Pada saat
itu, ia ingin usaha konveksinya tersebut untuk maju dan berkembang. Dengan
usaha keras dan do'a nya pada tahun 2009 ia bisa membuka konveksi dengan alat
yang lebih lengkap dan tentunya lebih besar jumlah produksinya dengan jumlah
karyawan sampai sekarang ini berjumlah 30 orang dengan produk yang dihasilkan
yaitu pakaian cewek. Tidak sampai disitu, Bapak Wahyono juga memperluas
usahanya dengan membuka cabang konveksinya tersebut diberbagai tempat.
Disamping itu juga Bapak Wahyono juga membuka toko perlengkapan konvekis di
pasar Kajen.
Beliau layak
dikatakan sebagai wirausaha karena mempunyai orientasi tinggi pada usahanya
untuk maju dan berkembang. Disamping itu pula ia mempunyai jiwa kepemimpinan
atau seorang leader yang baik, berani mengambil resiko, pekerja keras,
dan mempunyai jiwa sosial yang baik karena ia juga tak lupa menyisihkan
penghasilannya untuk disumbangkan ke pondok pesntren dan orang yang membutuhkan
di sekitar Desanya.
Lia Oktasari dan Keuletannya Menjual Bros
(Create by Nadya Nugraheni 2013116)
Pada era sekarang ini, berhijab sudah bukan
hal yang asing lagi melainkan sudah menjadi fashion para wanita indonesia. Agar
tampak manis, hijabers-sebutan untuk wanita berhijab, menggunakan aksesoris
sebagai pelengkap seperti bros. Melihat pasar yang terbuka lebar ini, Lia
Oktasari, pengrajin handmade asal Panjang Baru, Pekalongan Utara, berinisiatif membuat bros dan kerajinan
tangan lainnya asalkan yang berwarna-warni. Nama usahanya adalah Rumah Kreasi
LA.
Berawal dari kebingungan mencari souvenir
untuk pernikahannya, ia mulai membuat bros berbahan flanel. Tak disangka,
banyak respon positif yang diterimanya. Akhirnya ia membulatkan tekad untuk
menekuni dunia tersebut, hitung-hitung membantu suami juga. Ketrampilannya itu
didapat dari Youtube dan komunitas di Facebook. Hasil karya buatannya yang
pertama adalah bros, bando anak, jepit rambut dan kaos karakter anak.
Proses merintis suatu usaha memang bukanlah
hal yang mudah. Di bulan pertama, Lia hanya mendapat orderan 1 lusin bros, 2
jepit rambut, dan 5 kaos karakter anak. Omsetnya pun masih rendah, hanya 200
ribu per bulan. Modal yang dikeluarkan juga banyak, namanya juga baru merintis.
Tapi ia tidak putus asa, ia terus menggenjot promosi offline nya dengan
mengikuti pameran, berjualan di pasar tiban, dan di warung. Selain itu, kendala
lainnya adalah sulitnya mencari bahan baku yaitu kain. Di Pekalongan masih
sedikit yang menyediakan kain jenis asahi dengan berbagai warna, oleh karena
itu ia harus order dari luar kota yang tentunya memakan biaya ongkos kirim.
Karyawan pun ia tak punya, jadi harus mengandalkan tenaga sendiri.
Hasil memang tak pernah menghianati usaha.
Setelah 5 tahun berjalan, usahanya telah dikenal masyarakat. Bros nya kini
sudah tersebar di Kalimantan, Kediri, dan Bandung. Omsetnya sekarang hamper
menyentuh angka 1 juta. Kini, ia sudah mempunyai tenaga pembantu walau hanya
satu orang.
Menurut saya, Lia Oktasari memiliki
karakteristik seorang wirausaha yaitu dengan kegigihan dan ketekunannya
usahanya dapat terus tumbuh. Dimulai satu bulan menerima beberapa orderan
saja,hingga sekarang jadi kewalahan. Tadinya tidak memiliki tenaga pembantu,
sekarang memiliki walau seorang. Setidaknya, ada mashlahah yang dia ciptakan
untuk orang lain. Usahanya pun memang real business bukan spekulatif
semata. Selain itu, Lia sangat bersahabat dengan ketidakpastian, dia tetap
optimis dengan jumlah orderan yang kadang sepi. Saya pernah bertanya, “Kenapa
sih harus bros, kan harus telaten dan detail?” dan dia menjawab, “kalau sudah
mencintai pekerjaanmu,apapun yang kamu kerjakan jadi menyenangkan”
Kisah Inspiratif Ibu Aminah Pedagang Krupuk Usek
Paninggaran
(Create by Nurul Mazizah 2013116012)
Buk Aminah meninggalkan profesi
pedagang makanan harian keliling menjadi pembuat kerupuk Usek khas Paninggaran
pada 2004.Ibuk Aminah belajar dengan mengamati langsung ditempat pembuatan
krupuk usek. Dengan modal awal Rp 7 juta , kini 14 tahun mengeluti usaha itu,
berhasil diproduksi dalam satu bulann dengan omset yang sangat besar. Ditengah
kesibukan membuat krupuk Usek di pabrik kecilnya di belakang rumah, ibuk Aminah
5 anak itu menceritakan awalnya sama sekali tidak punya ilmu membuat krupuk
Usek, sehingga ketika dicoba pertama kali krupuk yang dibuat gagal karena salah
dalam mengaduk. “Pengalaman pertama membuat krupuk hasilnya keras, saya rugi Rp 3 juta.”Ujar Ibuk Aminah.
Ternyata ada yang tidak diajarkan oleh orang tembat ia belajar membuat krupuk
Usek karena Ibuk Aminah hanya mengamati saja. Rupanya keslahannya saat mengaduk
dan mencampurkan adonan tepung , garam dan pewarna makanan menjadi salah satu
kunci agar krupuk Usek yang dihasilkan bagus. Tidak patah arang , IbukAminah
terus mencoba menyempurnakan krupuk buatanya, hasilnya dalam satu bulan ia
mampu memproduksi setengah ton sebulan. Dua tahun berjalan usaha krupuk Usek
yang dirintis berkembang karena Ibuk Aminah mulai menggunakan mesin dalam
memproduksi sehingga menghasilkan satu ton per bulan. Namun musibah datang
menghampiri ibuk Aminah karena usahanya terbakar pada 2007 mennyebabkaan
seluruh alat produksinya ludes. Tidak hanya peralatan, ibuk Aminah, juga sempat
disambar apik sehingga mengalami luka bakar ketika itu. “ uang habis, mesin dan
semua peralatan produksi juga tidak bisa dipakai”. Katanya. Karena ingin terus
melanjutkan usahanya yang telah menhidupinya. Ibuk Aminah mencari pinjaman
modal untuk mulai kembali. Usai musibah , ibuk Aminah memulai produksi krupuk
Usek dan produknya mendapatkan pasar yang cukup luas. Setelah tiga tahun
berjalan ia pun membeli mobil kap untuk memaksimalkan sehingga usahanya semakin
berkembang. Karena ingin maju keuntungan sebagian saya tabung akhirnya bisa
beli mobil kap untuk mengantar krupuk, dulu hanya menunggu orang menjemput,
dengan ada mobil pemasaran lebih nudah”. Paparanya. Kini Ibuk Aminah mempunyai
tiga orang karyawan. Meski usahanya suda besar ibuk Aminah tetap terlibat
langsung dalam proses produksi demi menjaga kualitas. Sambil terus mengaduj
campurab adonan tepung , bumbu, dan pewarna makanan, ibuk Aminah mengawasi
setiap proses pembuatan hingga nenjemur. Setiap pagi proses kerja akan dimulai
dari memitong batangan yang sudah didinginkan untuk dijemur, dilanjutkan dengan
membuat adonan hingga memasaknya. Ibu Aminah menngakui produksi kerupuk Usek
tergantung cuaca karena harus dijemur.
Saat ini untuk pemesanan, ibuk Aminah sudah banyak ia mengaku kewalahan
memenuhi permintaan. “pelanggan biasanya menelpon minta berapa lalu diantar dan
ada juga yang menjemput ke rumah,” kata ibu Aminah.
KISAH INSPIRATIF LULUSAN SMP MENJADI PENGUSAHA
MAINAN ESKAVATOR
(Create by Nurul Muslimah 2013116229)
Merintis
usaha dari nol itu memanglah tidaklah mudah karena banyak rintangan dan
tantangan yang akan kita hadapi di awal awal kita memulai
usaha tersebut. Dari mulai keterbatasan modal usaha,
pemilihan tempat usaha, pemilihan produk yang tepat untuk di pasarkan, cara pemasaran yang baik.
Hal hal tersebut seringkali menjadi masalah yang membingungkan dan tak jarang
membuat kita para pemula menjadi dilema dan mengurungkan niat untuk menjadi
seorang pengusaha.
Belum
lagi bayang bayang akan resiko kerugian yang sering menghantui juga seringkali
mengendorkan semangat para pengusaha muda. Namun, karena mereka tidak pernah
menyerah dan berputus asa, akhirnya mereka bisa membuktikan dan menorehkan
cerita sukses mereka menjadi kisah inspiratif yang banyak menjadi sumber
inpirasi usaha bagi banyak orang.
Terlahir di Pekalongan, 17 juni 1981 ia adalah Fahrur Rozi, anak
kedua dari enam bersaudara. Ia hanyalah lulusan SMP, sejak itu ia merantau ke
Ibu Kota. Berbagai profesi telah ia geluti, dari pedagang sayur, assisten rumah
tangga, penjaga konter, dll. Setelah sekitar dua puluh tahun menjadi karyawan
atau bisa dibilang “ikut orang” ia memtuskan untuk berhenti dan pulang kampung
untuk mencoba berwirausaha, karena ia tidak ingin terikat dengan siapapun, ia
meyukai kebebasan.
Ia mulai pada tahun 2016 lalu, untuk memulai usahanya tersebut ia
sebenarnya tidak memiliki modal sepeserpun, namun ia bertekad untuk tetap
menjalankan usahanya tersebut. Akhirnya ia meminjam kepada saudaranya sekitar 4
juta, modal yang tidak begitu besar memang. Usaha awal yang akan ia jalankan
ialah membuka mainan anak-anak yaitu eskavator,untuk mendapatkan atau memesan
permainan tersebut ia rela untuk membeli ke pabriknya langsung yatu di Magetan
Jawa Timur, hanya berrmodalkan alamat dari browser saja.
Awalnya ia bingung tempat untuk memulai usahanya tersebut, hari
pertama usahanya ia mencoba menjajakannya di Alun-Alun Kajen. Hari pertama itu
tidak ada satupun pengunjung yang datang, namun hari berikutnya ia tetap
berusaha menjajakannya di berbagai acara pasar malam.
Usahanya ini awalnya berpindah-pindah tempat, berkat kegigihannya
dan kesabarannya ia berhasil mendapat lahan yang tetap untuk membuka usahanya
tersebut. Untuk penghasilan awal kadang hanya mendapatkan Rp.15.000/ hari.Namun
ia tidak patah semangat, sekarang pendapatannya ialah sekitar Rp. 50.000/ hari.
Satu tahun lebih berjalan, produk
usahanya pun bertambah. Tidak
hanya mainan eskavator saja, tetapi berbagai macam mainan seperti pasir
kinetik, bounch chem, dan sekuter. Walaupun penghasilannya tidak begitu besar,
ia tetap bangga karena keinginannya untuk
menjadi enterpreneur telah tercapai dan usahanya sedikit
berkembang.
No comments:
Post a Comment